Aku Gak Suka Matahari, Bunda.



Siang ini matahari terik sekali. Sulungku terlihat kepanasan. Berulang kali ia mengelap wajahnya dengan sapu tangan.

"Bunda, kok hari ini panas banget sih?"

"Iya, hari ini lagi terik. Cucian Bunda aja udah kering semua."

"Aku gak suka panas, Bunda. Aku gak suka matahari terik gini. Bajuku jadi basah." Nifa mulai mendengus.

"Kan udah Bunda nyalain kipas angin. Memang masih panas ya?"

"Iya!" jawabnya dengan muka ditekuk.
"Sabar ya, Nak." Aku tersenyum sambil membelai rambutnya yang mulai panjang.

***

Suatu hari kami pergi ke swalayan untuk membeli berbagai kebutuhan rumah tangga. Di perjalanan ada seorang anak yang menawarkan dagangannya pada kami. Dia berjualan donat-donat bertabur coklat diatasnya.

"Bu, donatnya? Rasanya empuk dan enak, Bu." Anak itu tampak bersemangat menawarkan dagangannya.

"Berapa, Nak?"

"Dua ribu rupiah."

"Ibu ambil lima ya." Kusodorkan selembar uang lima puluh ribu.

"Tidak ada uang kecil, Bu? Saya belum ada kembalian." Ia terlihat kebingungan.

"Kembaliannya ambil aja ya, Nak."

"Alhamdulillah. Terimakasih banyak, Bu. Semoga Allah membalas kebaikan Ibu." Terlihat ia berdoa sangat tulus.

"Sama-sama, Nak. Ngomong-ngomong kamu tidak sekolah?"

"Masih, Bu. Hanya saja sepulang sekolah, saya berjualan donat sampai sore. Bantuin Ibu yang lagi sakit." Raut wajahnya menunjukkan sebuah kesedihan.

"Ibu doakan agar Ibumu lekas sembuh ya."

"Aamiin.. terimakasih banyak, Bu. Saya permisi dulu." tutupnya sambil membenahi kotak donat yang ia topang sendiri.

Usianya mungkin sama dengan anakku Nifa, sepuluh tahun. Saat aku bercakap-cakap dengan anak penjual donat, Nifa hanya mendengarkan dan sesekali memandang lekat penjual donat itu. Entah apa yang ada dalam benaknya. Lalu kucoba untuk bertanya padanya,

"Nifa, mau donatnya?"
Anakku meraih donat coklat dari plastik. Lalu ia mulai bercakap.

"Bunda, kasihan sekali anak tadi. Panas-panas gini jualan di jalan. Dia gak capek?"

"Mungkin capek, Nak. Akan tetapi ia sudah bertekad kuat untuk membantu Ibunya yang sedang sakit."

"Hebat ya, Bun. Aku aja kalau kepanasan di rumah suka mengeluh, sedangkan anak ini tetap bersemangat meski harus berjualan di bawah panasnya matahari."

"Oleh karena itu, kita harus bersyukur. Matahari bukan jadi alasan untuk kita mengeluh. Banyak lho orang-orang yang setiap harinya bekerja di bawah matahari tapi mereka tidak mudah mengeluh."

Anakku terlihat cukup paham dengan penjelasanku.
"Matahari juga sumber kehidupan bagi kita, Nak. Kita harus bersyukur karena Allah menciptakan matahari."

"Sumber kehidupan gimana, Bun?"

"Iya, banyak sekali manfaat matahari untuk kehidupan kita. Contohnya, membantu penerangan, mengeringkan pakaian, menyehatkan tubuh, membatu proses fotosintesis padan tumbuhan, pengatur tata surya, dan masih banyak lagi manfaatnya." jelasku panjang lebar.

"Bunda, nanti sore aku mau belajar banyak tentang manfaat matahari ya, Bun. Kita pakai buku yang ada gambar planet-planetnya itu lho." pintanya.

"Oke Nak. Jadi sekarang udah gak sebel lagi kan sama matahari?"

"Ngga Bun, tapi aku tetep gak suka kepanasan" ujarnya sambil memamerkan lidahnya.

Kami pun tertawa bersama.

Percakapan kami memunculkan ide dalam benakku. Kenapa kita tidak buat rumah yang tahan panas matahari dengan menanam lebih banyak tumbuhan di pekarangan?

Dengan begitu, kita bisa lebih menghemat listrik dengan tidak menyalakan AC atau kipas angin.
Akan tetapi ide ini butuh proses.

Tak apa, yang terpenting sulungku sudah paham kenapa matahari begitu penting bagi kehidupan. Matahari adalah anugerah dari Allah yang patut kita syukuri.

Adapun keadaan bumi kita menjadi lebih panas bukan semata karena matahari yang panas terik tapi mungkin prilaku dan kebiasaan kita yang memicu penipisan lapisan ozon hingga matahari menjadi terasa lebih panas.

Ah Nifa pasti bersemangat untuk kukenalkan apa itu global warming. Aku selalu tak sabar menunggu waktu belajar bersamanya.

#matahari
#kelasmenulisceritaanak
#fiksi

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 comments:

Post a Comment