Selamat Datang Bayi Kecil :)

 


Perasaan kami terlalu sulit untuk dilukiskan
Hanya perasaan haru bercampur bahagia
Saat dunia menyapamu untuk pertama kalinya
Dunia memang bukan tempat yang sempurna untuk kita, nak
Disini kita hanya bersinggah sementara
Namun disini tempat kita berbagi kebaikan dan berjuang bersama
Biarkan langit dan bumi menjadi saksi
Akan selalu kami perjuangkan amanah ini hari demi hari
Agar ridho Allah senantiasa mengiringi langkahmu

Tersenyum dan berjuanglah, Mahira Zahidah Syariati
Jadilah anak yang cerdas dalam berpikir, bertindak dan berperilaku
Dan Bersungguh-sungguhlah kepada Allah
Seperti untaian nama yang kami berikan kepadamu
Wanita cerdas dan bersungguh-sungguh kepada Allah
Semoga selalu menjadi do’a yang mengiringi hidupmu


Cerita tentang kelahiran memang tidak ada habisnya. Banyak sekali pengalaman berbeda dari setiap ibu yang melahirkan, baik melahirkan secara normal maupun SC (Operasi Caesar) walaupun memang sebagian besar ibu menginginkan kelahiran secara alami dan normal. Saya sendiri adalah salah satunya yang menginginkan kelahiran dengan normal.  Sejak trisemester ketiga, saya sudah membekali diri dengan berbagai pengetahuan bagaimana melahirkan secara normal, bagaimana teknik pernafasan yang benar ketika mengejan,bagaimana ‘membujuk’ janin agar berada di posisi yang tepat dan siap dilahirkan secara normal, mulai meningkatkan aktifitas seperti mulai berjalan-jalan di pagi hari, sering nungging dan jongkok yang dipercaya dapat membuat kepala janin di bawah, dan berbagai pengetahuan lainnya yang berusaha saya baca dan pelajari dari berbagai buku serta artikel-artikel di internet.


Pemeriksaan di USG juga menunjukan jika janin sudah diposisi yang baik yaitu kepala berada di bawah dan sudah masuk panggul,keadaan ketuban baik dan cukup, dan sudah sangat memungkinkan untuk melahirkan secara normal. Tidak cukup itu, saya juga memeriksakan diri ke paraji karena dibujuk mama. Paraji adalah seseorang selain dokter atau bidan yang memiliki kemampuan membantu orang melahirkan. Paraji biasanya membantu melahirkan di rumah dengan cara-cara alami. Maksud memeriksakan diri ke paraji ini untuk mengetahui apakah janin sudah  betul-betul di posisi yang tepat saat itu. Bukan tidak percaya dengan alat medis dokter yang sudah super canggih, namun hal ini dijadikan perbandingan dan sebagai ikhtiar untuk melahirkan secara normal.
Bulan yang dinanti tiba. Bulan Agustus adalah bulan yang menjadi bulan perkiraan lahir sang janin. Hari perkiraan lahir (HPL) saya waktu itu tanggal 30 Agustus 2015. Memasuki 36 minggu di awal Agustus, aktifitas jalan pagi dan posisi sujud ditingkatkan. Janin bisa lahir kapan saja sebelum waktu HPL tiba. Namun janin juga bisa lahir melebihi HPL. Keadaan hamil 9 bulan itu rasanya mudah lelah, sulit menemukan posisi tidur yang tepat, lebih sering buang air kecil, dan harap-harap cemas menanti kelahiran sang buah hati.

Tiba di minggu ke 40, saya belum merasakan mulas yang merupakan salah satu tanda akan melahirkan. Hari itu hari Senin tanggal 31 Agustus, usia kandungan mencapai 40 minggu lebih 1 hari. Akhirnya dokter kandungan saya,dokter Deri Indirawati melakukan perangsangan (seperti memeriksa pembukaan lahir) agar rasa mulas timbul dan saya diminta untuk memeriksakan detak jantung janin (CTG) ke Rumah Sakit Tasik Medika Citratama (RS TMC). Rumah Sakit yang rencananya dipakai untuk lahiran. Hasil dari CTG menunjukan kondisi janin baik. Dokter Deri menyuruh saya untuk menunggu reaksinya sampai beberapa hari kedepan. Bila belum ada hasilnya maka akan dilakukan induksi pada hari Kamis atau Jumat. Sepulang kontrol dari klinik tersebut, saya mencoba jalan sambil membeli makanan dan pulang ke rumah menggunakan becak. Sesampainya di rumah timbul flek/ lendir darah. Perasaan senang sekaligus deg-degan mulai terasa. Apakah saya akan lahiran dalam waktu dekat ini? Namun saya belum merasakan mulas yang begitu hebat.

Ruang Tunggu saat CTG

Keesokan harinya setelah shalat ashar, timbul cairan berwarna bening kekuningan seperti menstruasi merembes sedikit-sedikit. Awalnya saya pikir hanya keputihan. Namun semakin lama semakin banyak dan ketika mengejan ikut keluar. Akhirnya saya memberanikan diri untuk memeriksakan segera ke Rumah Sakit karena feeling saya ini adalah air ketuban. Karena suami saya bekerja di Jakarta dan baru meluncur ke Tasikmalaya, saya di antar oleh kedua orang tua sambil membawa segala keperluan lahiran yang saya sudah siapkan jauh-jauh hari. Khawatirnya nanti memangakan tetap di observasi dan lahiran dalam waktu dekat.

Setibanya di Rumah Sakit,  saya langsung diperiksa di UGD. Bidan mengecek pembukaan dan memeriksa apakah cairan tersebut ketuban atau bukan. Pembukaan baru mencapai pembukaan 1 menuju 2 dan cairan tersebut memang betul cairan ketuban. Akhirnya saya disuruh untuk tetap tinggal di RS menunggu dokter Deri. Dokter Deri datang dan menyapa dengan wajah tetap tenang, “ Kenapa teh pecah ketubannya gening?”. Saya dipindahkan ke ruangan lahiran ditemani Mama. Detak jantung bayi kembali diperiksa dengan CTG. Kondisinya masih bagus namun tidak terlalu fit bila langsung dilakukan induksi. Dokter Deri menyarankan untuk menunggu hingga subuh. Jika pembukaan tidak bertambah,dan hasil CTG tidak membaik maka mau tidak mau sangat disarankan untuk operasi caesar. Saat itu perasaan saya entah bagaimana. Antara masih ingin melahirkan secara normal namun ternyata kemungkinan itu sudah sangat tipis. Akhirnya saya berserah sepenuhnya pada Allah, jika memang ini jalan terbaik. Hanya berdo’a agar saya sehat dan bayi yang dilahirkan juga sehat dan selamat. Tidur saya benar-benar tidak nyenyak.

Sebelum subuh, suami saya sudah tiba di RS TMC. Seketika hati saya tenang melihat suami saya tersenyum dan memberikan support. Pemeriksaan CTG dilakukan lagi dan ternyata kondisi detak jantung janin malah menurun kondisinya. Pembukaanpun tidak bertambah karena saya tidak merasakan mulas yang bertambah juga. Bidan mengabarkan hasil observasi pemeriksaan pada dokter Deri. Saat itu, dokter Deri sangat menyarankan untuk melahirkan secara caesar karena sangat berisiko untuk induksi. Suami saya saat itupun masih menginginkan saya lahiran secara normal,karena selama kehamilan benar-benar tidak ada keluhan serius dan kondisi kontrol terakhir pun masih baik-baik saja. Suami saya langsung menelepon dokter deri dan menanyakan dengan detail kenapa harus caesar. Akhirnya setelah dipikirkan dengan matang dan meminta restu kedua orang tua saya maupun kedua orang tua suami, kami menyetujui bahwa kelahiran anak pertama kami akan dilakukan dengan cara operasi caesar. Saya sudah berpasrah dari kemarin malam kepada Allah. Yang ada di dalam pikiran saya saat itu adalah bagaimana caranya agar hati tetap tenang seraya terus berdzikir memohon kelancaran proses persalinan anak pertama kami.

Detik-detik Menunggu Proses SC
Jadwal operasi akan dilakukan pukul 06.00 WIB hari Rabu tanggal 2 September 2015. Saya pun dipindahkanke ruang operasi. Tampak sekeliling lorong Rumah Sakit dan segelintir orang melihat ke arah saya. Mungkin mereka berpikir saya sakit apa sampai harus di operasi. Keluarga dilarang untuk menunggui diruang operasi. Saat itu suami mengantar sampai ruangan luar kamar operasi. Entahkenapa saat itu saya sedih. Menangis. Dan ingin meminta maaf pada mama. Walaupun melahirkan dengan cara operasi, ini juga sebuah perjuangan hidup dan mati. Suami terus menenangkan dan meyakinkan kalau saya kuat dan saya bisa. Dia juga mengingatkan agar saya terus berdo’a ketika operasi.

Tak lama kemudian,saya masuk ruangan operasi dengan sudah berganti pakaian terlebih dahulu. Ruang operasi begitu dingin, begitu banyak lampu. Dokter anestesi sudah datang untuk membius. Saya pun dibius dengan bius lokal/spinal yang disuntikan ke tulang belakang. Rasanya lumayan ngilu juga. Seketika kaki saya terasa hangat sekali sampai akhirnya tidak bisa digerakan sama sekali. Perutpun ketika diraba hanya terasa kesemutan. Bius sudah berjalan. Dokter Deri, dokter anak,dokter bedah pun sudah berdatangan. Para perawat stand by menyiapkan segala keperluan dokter. Proses pembedahan dimulai,mungkin saat itu perut saya sedang di robek. Tak lama dokter mengeluarkan bayi dalam kandungan dan ia langsung menangis. Alhamdulillah , puji syukur kepadaMu. Bayi saya segera di adzani oleh suami yang sudah stand by di dekat ruang operasi. Saya sendiri sempat melihatnya sekilas ketika di ruang operasi. Proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD) tidak bisa dilakukan karena perut saya harus dijait kembali dan ruangan operasi begitu dingin hingga hidung saya agak tersumbat. Tak lama kemudian, proses operasi selesai. Kaki saya masih belum bisa digerakan dan badan terasa sangat menggigil hingga memakai dua selimut tebal. Saya segera dipindahkan ke ruang perawatan dan disambut haru oleh keluarga yang sudah berdatangan. Ada suami, kedua orang tua, uwak dan tante, serta sepupu yang mengikuti ke ruang perawatan.

Saat itu saya menangis lagi karena bahagia sekaligus merasa haru. Hari itu belum diperbolehkan bergerak selama 12 jam. Hanya boleh sedikit-sedikit miring ke kiri dan ke kanan. Keesokan harinya baru diperbolehkan untuk duduk dan belajar berjalan ke WC. Ketika bius habis, rasa ngilu lumayan terasa namun segera digantikan obat pereda rasa nyeri pada infus dan ada cairan yang disuntikan juga pada dubur. Makan pun harus yang lembek-lembek terlebih dahulu. Minum sedikit-sedikit terlebih dahulu agar perut  tidak kembung. 

Mahira Baru Lahir

Rasa lelah ketika hamil dan ngilu sesudah operasi terbayar sudah dengan kehadiran putri kami yang lahir dengan sehat sempurna. Bayi kami masih ada di ruang perawatan bayi untuk di observasi saat itu dan akhirnya pukul 10.00 WIB, ia dibawa ke ruang perawatan saya. Takjub dan bahagia melihat bayi kecil kami begitu putih bersih dan menyejukan hati serta pandangan kami. Nikmat Tuhan mana lagi yang bisa kudustakan? Segala puji bagiMu Ya Allah.

Kini saatnya kami bersiap membuka lembaran baru sebagai orang tua. Allah sudah menitipkan amanah ini dan harus kami jaga sebaik mungkin. Semoga kami mampu untuk merawat, mengasuh dan mendidiknya dengan baik sesuai dengan ajaranMu.  Jadikan ia wanita yang sholehah, taat kepadaMu dan RasulMu, berbakti kepada kami kedua orang tuanya, menyayangi keluarganya, diluaskan ilmu dan rezekinya, diberikan pasangan yang sholeh dan anak-anak yang sholeh sholehah kelak, panjang umur serta selalu sehat lahir dan bathinnya. Aamiin…


Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

1 comments: