Resume Materi dan Diskusi #Level9 'Be Creative'

"All children are born artist", ujar Pablo Piccaso. Bukan tanpa alasan ia berpendapat demikian. Pasalnya anak-anak adalah makhluk yang kreatif, berani mencoba hal baru dan tidak takut salah. Mereka percaya tak ada hal yang tidak mungkin terjadi.

Seiring bertambahnya usia, mereka semakin senang melakukan berbagai percobaan. Namun terkadang orangtua terlalu banyak melarang, akibatnya daya kreasi anak semakin terkekang dan menjadi tidak kreatif karena takut salah ketika berbuat sesuatu.

Pikiran kita sebagai orang tua yang sudah terkotak  sedemikian rupa juga ternyata hasil dari sebuah sistem. Sistem yang kurang mendukung daya kreativitas, keunikan dan potensi setiap anak yang pasti berbeda. Istilahnya kalau 'beda' itu gak lazim gak sesuai sistem.

Hal ini juga tak jarang terjadi di sekolah yang masih menggunakan sistem yang kuno dimana tak ada ruang bagi potensi unik dan bakat siswa/siswi. Setiap siswa/siswi hanya dituntut untuk lulus semua mata pelajaran yang wajib maupun tambahan.

Barangkali dewasa ini tidak semua sekolah seperti itu. Sudah banyak sekolah yang tidak menelantarkan bakat dan potensi siswa/siswinya di bidang tertentu sehingga diadakan kegiatan ekstrakulikuler dimana siswa/siswi bisa memilih beberapa kegiatan yang menjadi minatnya.

Akan tetapi menurut saya, untuk menjadikan anak-anak semakin kreatif baik dalam membuat sesuatu yang inovatif atau kreatif dalam menyelesaikan suatu permasalahan di kemudian hari, tak cukup dengan kegiatan tambahan di sekolah saja pun sekolah tidak sepenuhnya bertanggungjawab akan kreativitas setiap siswanya.

Adalah peran orangtua dan keluarga di lingkungan rumah dan sekitar pun sangat berpengaruh besar bagi pembentukan pribadi yang kreatif.

Beberapa hal ini, bisa para orangtua lakukan demi mendukung kreativitas anak agar semakin positif dan berkembang sesuai fitrahnya:

1. Ubah fokus, geser sudut pandang kita.


Tingkah polah anak-anak cenderung membuat kita tertegun saking kreatifnya. Mungkin mereka akan mencampur minyak dan air, gula dan garam, atau hal lainnya.

Ini sebetulnya kesempatan kita sebagai orang tua untuk mengajari mereka suatu hal. Barangkali kita bisa menjelaskan perbedaan minyak dan air, perbedaan rasa gula dan garam karena peristiwa itu.

Hal tersebut bisa terjadi jika kita berusaha untuk mengubah fokus dan menggeser sudut pandang kita agar tidak terjebak dalam kebiasaan melarang segala sesuatu.


2.  Don't assume atau jangan terlalu cepat berasumsi.

Terkadang apa yang dilakukan anak tak sesuai di hati orang tua. Akan tetapi hal itu terjadi karena orang tua belum memahami apa yang sebenarnya terjadi di pikiran anak-anak.

Jangan terlalu cepat membuat pernyataan tanpa ada pertanyaan. Biarkan anak menjelaskan maksud dan tujuan mereka agar fokus kita tak hanya pada 'apa' yang dilakukan tapi 'kenapa' anak melakukannya. Sehingga orang tua lebih mudah mengarahkan tanpa mencederai kreativitas anak.

3. Outside the box thinking.


Buka kotak pemikiran kita. Biarkan anak-anak belajar dari pengalaman mereka sendiri, bukan dari pengalaman kita. Dengan begitu, mereka akan tumbuh percaya diri karena diberi kepercayaan untuk menyelesaikan puzzlenya.

Cukup menjadi fasilitator dan teman yang memberi saran serta nasihat tanpa banyak larangan. Kita tidak pernah tahu medan seperti apa yang akan mereka hadapi kelak.

Proses kreativitas itu sendiri terdiri dari tiga tahapan, yakni:
1. Evolusi
2. Sintesis
3. Revolusi



Mulailah dari tahapan terkecil yaitu mengembangkan ide baru yang berasal dari ide sebelumnya. Lalu kemudian menggabungkan dua atau beberapa ide yang berbeda sehingga menjadi ide yang baru. Proses yang terakhir adalah membuat ide yang betul-betul baru atau sebuah gebrakan yang sangat orisinil dengan pola yang sangat berbeda.

Semua hal ini tidak mustahil dilakukan jika para orang tua mau memberi dukungan dan dorongan serta cinta tanpa syarat dengan berhenti mengkhawatirkan masa depan mereka berlebihan, hargai dirinya potensi uniknya untuk hari ini dan seterusnya.

Selain itu berilah ruang untuk mereka menjelajah. Fasilitasi dengan kebebasan yang wajar agar anak tak merasa terkurung dan tak berkembang kreativitasnya. Lingkungan yang aman serta mendukung tumbuh kembang mereka kelak akan menjadi saksi anak-anak belajar dengan kesungguhan hatinya.

Yang tak kalah penting, para orang tua harus BERUBAH. Berubah untuk lebih baik dalam mendidik dan membersamai anak-anak dengan mengubah hal-hal yang sifatnya melarang tanpa alasan jelas atau malas berbenah akibat ulah kreatif sang anak.

Resume #Level9 'Be Creative'
Oleh: Siti Rahmi Nur Utami






Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 comments:

Post a Comment