Demi Masa. Masihkah Kita Ada di Hari Esok?



Pepatah Jepang mengatakan time is money. Karena mereka menganggap jika waktu itu sangat berharga selayaknya uang. Gunakanlah waktumu sebelum waktu itu tidak ada untukmu, itupun sebuah pepatah tentang arti dari waktu itu sendiri.
Islam, agama yang rahmatan lil ‘alamin tak kalah dengan semua pepatah itu, bahkan islam sangatconcern dalam memandang keurgensian sebuah waktu. Islam sangat mengutamakan efisiensi waktu. Dan itu tertuang dalam konsep islam itu sendiri.


Demi masa.
QS. al-Ashr (103) : 1
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
QS. al-Ashr (103) : 2
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.
QS. al-Ashr (103) : 3
Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah buku, tentang waktu. Betapa dahsyatnya kecepatan waktu dan betapa berharganya 1 detik itu. Rasanya menyesal jika 1 detik itu luput dari hidup kita. Karena waktu adalah hidup itu sendiri.
Saya tercengang ketika buku ini menyuguhkan sebuah prolog berjudul :


Berdialog Dengan “Satu Detik”
Pada suatu hari aku duduk dan menghadapkan hati ini ke hadirat Allah sambil menyesali rentang usia yang telah kulalui. Kupanggil satu detik dari waktu hidupku. Aku katakan kepadanya :
+ Aku harap agar engkau mau kembali lagi kepadaku, supaya aku dapat menggunakanmu utuk berbuat kebajikan.
_Sesungguhnya tidak ada waktu yang sudi berkompromi untuk berhenti.
+ Wahai detik.. aku memohon, kembalilah padaku agar aku dapat memanfaatkanmu dan mengisi kekuranganku pada dirimu.
_ Bagaimana aku dapat kembali padamu, padahal aku tertutup oleh perbuatan-perbuatanmu!
+ Coba lakukan hal yang mustahil itu dan kembalilah padaku. Betapa banyak detik-detik selain kamu yang juga aku sia-siakan?
_ Sendainya kekuasaan ada di tanganku, pastilah aku kembali padamu, namun tiada kehidupan bagiku. Dan itu terlipat oleh lembaran-lembaran amalmu yang diserahkan kepada Allah SWT.
+ Apakah mustahil, jika engkau kembali padaku, padahal saat ini engkau sedang berbicara kepadaku?
_ Sesungguhnya detik-detik didalam kehidupan manusia, ada yang dapat menjadi kawan setianya dan ada kalanya ia jadi musuh besarnya. Aku adalah detik-detik yang menjadi musuhmu dan yang akan menjadi saksi atas kamu di hari Kiamat kelak. Mungkinkah akan bertemu, dua orang yang saling bermusuhan?
+ Aduhh, alangkah menyesalnya aku. Betapa aku telah sering menyia-nyiakan detik-detik dalam perjalanan hidupku! Tetapi sekali lagi aku mohon sekiranya engkau sudi kembali kepadaku, niscaya aku akan beramal saleh “di dalammu” yang pernah aku tinggalkan.
Maka detik itu pun terdiam, tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Aku pun lantas memanggilnya :
+ Wahai detik, tidakkah engkau dengar panggilanku? Kumohon jawablah….
_ Wahai orang yang lalai akan dirinya, wahai orang yang menyia-nyiakan waktu-waktunya.. tahukah kamu, saat ini, demi mengembalikan satu detik saja, sesungguhnya kamu telah menyia-nyiakan beberapa detik dari umurmu. Mungkinkah engkau dapat mengembalikan mereka pula? Namun aku hanya dapat berpesan kepadamu, “Sesungguhnya segala perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) segala perbuatan buruk.”


Maka, wahai sahabatku, bersegeralah…, beramallah, bersungguh-sungguhlah, bertakwalah kepada Allah dimana pun engkau berada. Ikutilah perbuatan buruk itu dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik itu akan menghapusnya, dan bergaullah dengan sesama manusia dengan budi pekerti yang luhur.


Betapa istimewanya waktu yang kita miliki di dunia ini. namun terkadang kita tak menyadari bahwa hal itu begitu istimewa dan baru menyadarinya ketika ia telah pergi.
Kesia-siaan terbesar di dalam kehidupan anak manusia, kesia-siaan yang menjadi sumber kesia-siaan yang lain. Karenannya, setiap orang harus memahaminya. Kesia-siaan yang di maksud adalah “menyia-nyiakan hati dan waktu”
Menyia-nyiakan hati disebabkan dari sikap yang lebih memprioritaskan kehidupan dunia daripada akhirat, dan membiarkan waktu terbuang seolah esok masih ada waktu (thuulul-amal). Karena manusia sering kali memperturutkan hawa nafsunya. Sehingga waktunya terbuang tanpa arti.


Waktu itu laksana pedang yang tajam. Waktu dapa digunakan seperti yang kehendaki atau jika tidak, ia akan siap memotongmu. Naudzubillah..
Ketika proses kehidupan kita telah sampai kea lam barzah, saat inilah manusia akan sadar besarnya nilai waktu, setelah terputar dalam benknya “kaset rekaman” secara lengkap tentang perjalanan hidupnya. Lalu ia mulai memepertanyakan, apa saja yang telah ia lakukan selama hidup?


Kekosongan dapat berupa kekosongan akal. Kekosongan akal adalah sifat binatang. Sebab binatang merupakan makhluk ciptaan-Nya yang tidak memiliki kesiapan tuntuk menggunakan akalnya. Maka, manusia disejajarkan dengan binatang apabila ia mengabaikan fungsi dan peran akalnya dalam menerima pengetahuan-pengetahuan yang berguna. Karenanya, kita harus menyadari pentingnya pengisian akal pikiran dengan sesuatu yang bermanfaat (fooding).


Selain itu dapat berupa kekosongan hati. Hati hanya sepenggal organ dari hidup manusia, jika hidup, hiduplah seluruh tubuhnya, jika mati maka matilah seluruh tubuhnya. Hati adalah tempat bersemayamnya iman dan hawa nafsu. Kekosongan hati haruslah di isi dengan keimanan.


Lalu kekosongan jiwa (nafsu). Jiwa ini apabila tidak disibbukan dengan hal yang positif, ia akan menyibukkan kita dengan kebathilan. Menyibukkan jiwa dengan kebaikan itu adalah dengan menyucikannya, mendidik dan menarik tali kekangnya dari perkara yang bathil (mengalahkan hawa nafsunya). Maka sering ada pepatah, “Mengalah kan diri sendiri lebih sulit daripada mengalahkan orang lain.”


Lalu bagaimana caranya mengefektifkan waktu dari detik-detik kita yang berharga ini?
Pergerakan terarah. Dalam aplikasinya dalam hidup manusia, pergerakan ini meninggalkan sesuatu yang akan menimbulkan kesia-siaan baginya demi mengisi dan menguasai waktu ini dengan sesuatu yang berguna bagi dunia dan akhirat. Lalu bergaul dengan masyarakat. Karena manusia makhluk social sudah tentu hubungan dengan masyarakat harus di jaga dengan baik. Dengan berdakwah atau mengikuti dakwah, forum-forum diskusi dan sharing tetang hal-hal yang berguna. Dengan bergaul, timbul keinginan untuk selalu membantu orang lain. Seperti yang dikatakan Affrahuur-Ruuh dlm bukunya,
“Manakala nilai hidup hanya untuk diri kita, maka akan tampak bagi kita bahwa kehidupan ini sangat kecil dan singkat. Yang dimulai sejak kita memahami arti hidup dan berakhir hingga batas umur kita. Tetapi apabila hidup dengan orang lian, maka jadilah hidup ini bermakna panjang dan dalam. Sebab hidup bukanlah sekedar bilangan tahun, akan tetapi lebih dari itu, hidup merupakan bilangan dari rasa, akan arti hidup itu sendiri.”


Lima perkara yang disukai para sahabat Nabi SAW seperti selalu bergabung (berjamaah) dengan orang-orang saleh yang aktif, mengkitui sunah nabi, memkmurkan mesjid (khusunya bagi ikhwan), tilawah Al-quran dan jihad fi sabilillah.
Selain itu membaca buku-buku yang berbobot dan penuh makna, berdiskusi dan bertamasya (rihlah) dan berolahraga bisa menjadi pilihan untuk mengisi waktu, disesuaikan dengan tingkat prioritas masing-masing individu.


Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengisi waktu ini dengan kegiatan-kegiatan seperti yang telah disampaikan diatas. Banyak cara untuk memanfaatkan waktu ini dengan baik. Asalkan niat yang benar dan lurus dari dalam hati kita. Karena Allah akan selalu membuka jalan bagi mereka yang ingin selalu dekat dengannya-Nya, memperoleh ridho dan cinta-Nya.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 comments:

Post a Comment