Mengelola keuangan mandiri secara bijak sudah dapat diterapkan sejak dini. Sejak anak sudah mulai menerima bekal secara mingguan atau bulanan dari orang tuanya. Cara pengelolaannya dimulai dari cara yang simple, yaitu dengan membuat pos-pos tertentu dalam membelanjakan uangnya. Misalkan dalam satu bulan bekal dari orang tua sebesar 300.000 rupiah. Artinya, setiap hari anak akan mendapatkan bekal sebesar 10.000 rupiah. Uang 10.000 tersebut dapat digunakan sebagai berikut :
Rp 4000 untuk jajan
Rp 4000 untuk ongkos
Rp 1000 untuk menabung
Rp 1000 untuk bersedekah
Diusahakan setiap bulannya anak tidak diberi uang tambahan kecuali untuk keperluan pendidikan dan kebutuhan-kebutuhan yang mendesak, agar ia senantiasa belajar untuk disiplin dan bertanggungjawab atas uang yang diperolehnya. Jangan lupa ajarkan berbagi terhadap sesama walaupun jumlahnya dimulai dari nominal yang tidak banyak, sehingga setelah dewasa kebiasaan tersebut tidak bisa dilupakan. Sebagian gaji yang sudah didapat ketika anak sudah bekerja akan selalu disisihkan untuk bersedekah. Indah bukan?
Pada usia yang semakin dewasa pun pengelolaan keuangan mandiri dilakukan lebih bijak lagi, pos-pos keuangan yang dibuatpun semakin kompleks. Misalkan pada saat kuliah pos-posnya dapat bertambah menjadi pos pembayaran kamar kos, pos uang makan, pos ongkos atau bensin, pos pembayaran listrik dan air, pos kuliah/spp, pos jalan-jalan atau belanja, pos sedekah, pos biaya tak terduga dan pos-pos lainnya yang dirasa perlu dalam mengelola keuangan saat kuliah.
Pengelolaan keuangan mandiri secara cerdas akan membantu individu untuk lebih bertanggungjawab dan survive terhadap apa yang terjadi dalam hidupnya yang seringkali melibatkan transaksi keuangan. Ketika neraca keuangan kita surplus tentunya sangat membahagiakan karena kelebihannya dapat menambah saldo tabungan dan investasi lainnya yang sudah direncanakan untuk kebutuhan-kebutuhan yang lebih penting dimasa yang akan datang seperti pendidikan anak, ekspansi usaha, pembelian rumah dan kendaraan, naik haji atau berlibur keluar negeri.
Nabi Muhammad SAW mengatakan jadilah muslim yang kuat. Muslim yang kuat adalah muslim yang kuat secara lahir dan batin. Seorang muslim harus berusaha untuk menjadi kaya hati dan harta agar dapat beramal secara optimal.
Tetaplah menjadi muslim yang hemat tetapi tidak pelit, sederhana tetapi cukup dan banyak beramal tetapi ikhlas dan tidak riya.