Belajar Mengelola Keuangan Sejak Dini

Pada umumnya, menjadi mandiri dalam mengelola keuangan untuk pertama kalinya dirasakan saat sudah bekerja, baik menjadi karyawan, pengusaha, atau profesi apapun. Beberapa orang telah mengelola keuangannya sendiri disaat kuliah di luar kota bahkan di luar negeri. Atau bahkan pengelolaan keuangan mandiri tersebut sudah terjadi ketika masih dibangku sekolah.

Peribahasa yang mengatakan, ‘lebih besar pasak daripada tiang‘ tentunya akan selalu dihindari oleh setiap individu yang sudah memulai untuk mengelola keuangan secara mandiri. Namun terkadang hal itu sulit dihindari dan beberapa kali terjatuh dalam lubang yang sama, artinya pengeluaran lebih besar daripada pendapatan yang diterima sehingga menghasilkan neraca yang tidak balance atau terdapat selisih dimana-mana.

Mengelola keuangan mandiri secara bijak sudah dapat diterapkan sejak dini. Sejak anak sudah mulai menerima bekal secara mingguan atau bulanan dari orang tuanya. Cara pengelolaannya dimulai dari cara yang simple, yaitu dengan membuat pos-pos tertentu dalam membelanjakan uangnya. Misalkan dalam satu bulan bekal dari orang tua sebesar 300.000 rupiah. Artinya, setiap hari anak akan mendapatkan bekal sebesar 10.000 rupiah. Uang 10.000 tersebut dapat digunakan sebagai berikut :

Rp 4000 untuk jajan
Rp 4000 untuk ongkos
Rp 1000 untuk menabung
Rp 1000 untuk bersedekah

content_thumbnail_tips_menabung_untuk_pendidikan_anak

Diusahakan setiap bulannya anak tidak diberi uang tambahan kecuali untuk keperluan pendidikan dan kebutuhan-kebutuhan yang mendesak, agar ia senantiasa belajar untuk disiplin dan bertanggungjawab atas uang yang diperolehnya. Jangan lupa ajarkan berbagi terhadap sesama walaupun jumlahnya dimulai dari nominal yang tidak banyak, sehingga setelah dewasa kebiasaan tersebut tidak bisa dilupakan. Sebagian gaji yang sudah didapat ketika anak sudah bekerja akan selalu disisihkan untuk bersedekah. Indah bukan?

Pada usia yang semakin dewasa pun pengelolaan keuangan mandiri dilakukan lebih bijak lagi, pos-pos keuangan yang dibuatpun semakin kompleks. Misalkan pada saat kuliah pos-posnya dapat bertambah menjadi pos pembayaran kamar kos, pos uang makan, pos ongkos atau bensin, pos pembayaran listrik dan air, pos kuliah/spp, pos jalan-jalan atau belanja, pos sedekah, pos biaya tak terduga dan pos-pos lainnya yang dirasa perlu dalam mengelola keuangan saat kuliah.

Pengelolaan keuangan mandiri secara cerdas akan membantu individu untuk lebih bertanggungjawab dan survive terhadap apa yang terjadi dalam hidupnya yang seringkali melibatkan transaksi keuangan. Ketika neraca keuangan kita surplus tentunya sangat membahagiakan karena kelebihannya dapat menambah saldo tabungan dan investasi lainnya yang sudah direncanakan untuk kebutuhan-kebutuhan yang lebih penting dimasa yang akan datang seperti pendidikan anak, ekspansi usaha, pembelian rumah dan kendaraan, naik haji atau berlibur keluar negeri.

Nabi Muhammad SAW mengatakan jadilah muslim yang kuat. Muslim yang kuat adalah muslim yang kuat secara lahir dan batin. Seorang muslim harus berusaha untuk menjadi kaya hati dan harta agar dapat beramal secara optimal.
Tetaplah menjadi muslim yang hemat tetapi tidak pelit, sederhana tetapi cukup dan banyak beramal tetapi ikhlas dan tidak riya.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 comments:

Post a Comment