Full Day School
Tempo hari sesudah posting video tentang sekolah di Tasikmalaya yang sudah menerapkan full day school jadi banyak temen yang nanya kayak apa sekolah full day school itu? Kira-kira bagus gak anak nya di sekolahin disana? Mahal gak biayanya?
Sebelumnya saya belum berpengalaman nyekolahin anak, wong
anaknya baru mau satu tahun. Hehehe.. Jadi belum bisa terlalu menjawab juga,
karena katanya sih yang namanya sekolah/ cara belajar itu cocok-cocokan sama
anaknya juga, karena setiap anak itu unik dan pasti berbeda kemampuan
menyerap apa yang terjadi.
Untuk menjawab rasa penasaran teman-teman yang rata-rata ibu-ibu
baru yang rasa penasarannya melebihi rasa penasaran anaknya, saya akan kasih
semacam testimonial saja tentang sekolah full day school tempat saya pernah
menempa ilmu dulu, tapi sebelumnya saya mau bercerita awal kisah anak SD yang
lagi galau mau masuk SMP. Hahaha..
Kenapa memilih sekolah full day school saat SMP dulu? Kenapa
masuknya dari gak pas SD?
Masih teringat dulu Bapakku nanya, “ Teh mau nerusin ke SMP
Negeri atau SMP Al-Muttaqin?” Beliau memberikan pilihan, tidak ada tendensi sama
sekali. “Kalau di Negeri ya gak beda jauh sepertinya kayak waktu SD Negeri
juga, kalau SMP ini katanya ada menghafal Al-Qurannya.”
Saya cukup kuatir waktu dibilangin ada menghafal Al-Quran,
jujur waktu itu takut gak bisa dan ngebayangin sekolahannya kayak pesantren.
Berat. Itu yang pertama kali terpikirkan. Lagipula juga waktu SD udah ikut
bimbel segala biar masuk ke Negeri.
“Gimana teh jadinya, belum kebayang ya?”
“Mau liat dulu kesana biar tau gimana suasana belajarnya?”
Si Bapak mulai menjurus nih kayanya pengen aku sekolah di
SMP yang katanya muatan pelajaran agamanya lebih banyak. Mungkin Bapak baru
istikharah :D
Akhirnya Bapak, Mamah dan saya kesana melihat suasana
pembelajaran disana. Benar saja di teras-teras mesjid pada waktu duha banyak
sekali yang sedang menghafal juz amma.
“Tuh lagi hafalin Qur’an, gak susah kan dulu kamu sekolah
agama. Gak beda jauh lah sama sekolah agama juga. Bekal kamu udah lumayan.”
Kata Mamah meyakinkan.
Pada akhirnya saya memutuskan untuk masuk sekolah ini.
Rasanya tertantang aja untuk memulai hal baru dalam hidup saat itu. Hehe..
******
******
Pukul 07.30 WIB, bel masuk sekolah berbunyi. Kami memulai
kelas dengan membaca ayat suci Al-Quran bersama-sama dengan guru yang mengajar
jam pertama di kelas kami. Tenang syahdu. Kami pun memulai pelajaran pada jam
pertama. Istirahat pertama sekitar jam 10.00 WIB. Kami biasanya melaksanakan
shalat duha di mushola khusus perempuan, setelah itu kami berhamburan mengambil
snack di dapur sekolah. Snack paling favorit saya adalah roti isi atau bubur
kacang hijau :p
Kalau snack masih kurang, kami juga jajan di kantin sekolah.
Masih ingat dulu suka beli makroni dan batagor yang harus pakai kupon beli nya.
Hehhe.. Duh jajan mulu deh ingetnya -,-
Lalu kami masuk pelajaran berikutnya. Belajar tidak selalu
di dalam kelas, bahkan saat ulangan sejarah pun kita kerjakan di luar kelas.
Pernah juga kita belajar di perpustakaannya yang nyaman.
Oh ya kami selalu ada jadwal piket kelas untuk nyapu dan pel
lantai kelas. Jadi kita bisa lepas sepatu. Di belakang kursi dan meja di kelas
kami disediakan mading (majalah dinding) untuk mengasah kreatifitas. Tak lupa
diberi karpet agar saat istirahat bisa duduk-duduk disitu. Hommy ya :D
diambil dari google |
Waktu istirahat makan siang tiba. Kami bersiap-siap
melaksanakan shalat dzuhur berjamaah di mesjid. Setelah itu kami ke ruang makan
sekolah. Disana sudah berjejer lunch box kami lengkap dengan buahnya.
Selepas makan siang, waktu istirahat masih berlangsung. Pihak sekolah biasanya
memutar lagu raihan atau instrumental. Saya biasanya nongkrong didepan kelas
liatin yang main basket dibawah. Ciee ngeceng cieee..
Jam pelajaran dilanjut sampai jam 3 sore. Oia pelajaran di
sekolah ini memang betul lebih banyak pelajaran agama nya di banding sekolah
negeri. Kami belajar mata pelajaran
fiqh, tahfid dan tajwid, juga siroh nabawi. Yak yang paling berkesan
adalah kita menghafal juz 30. Setiap pelajaran tahfid kami setor hafalan.
Rasanya sia-sia kalau gak dipakai sampai sekarang.
Kami pun bersiap-siap melakukan shalat ashar berjamaah. Ada
yang menaik lagi, selepas shalat ashar berjamaah kami melakukan tausyiah/ semacam
pidato entah pakai bahasa indonesia, inggris atau arab. Jadwalnya sudah
ditentukan oleh guru kami. Luar biasa sekali efeknya dari saya yang tadinya kurang
berani tampil, jadi berani tampil dan melakukan pidato. Pakai bahasa asing pula. Dari sinilah awal mula saya menyukai mata pelajaran bahasa inggris. Soalnya waktu SD kayanya koq susah banget belajar bahasa inggris, eh pas SMP sueneng buanget. Pengalaman yang oke sih sepertinya.
Setelah kegiatan ini kami bisa pulang ke rumah. Nah kebetulan dulu saya ikut organisasi QIDS
(Al-Muttaqin Leaders) atau OSIS lah kalau di sekolah negeri. Jadi terkadang
pulangnya lebih sore karena ada rapat atau ngerjain mading sekolah.
Di hari-hari lain selain hari Senin-Jumat, kami mengikuti
eksul dihari Sabtu. Pilihan ekstrakulikulernya macam-macam. Ada Kelompok Ilmiah Remaja, Paduan Suara, English Club, Basket, Taekwondo, dan lainnya. Dulu saya ikut English Club. Setiap tahun juga kita berkemah. Yang namanya kemah itu asik lho
ternyata, ada berbagai perlombaan dan outbond. Dulu sempet ikut kemah di Situ Gede dan Pangandaran. Masih inget dulu masuk kelompok "Sakura" Si Bunga Indah dari
Jepang.
Di sekolah ini juga saya mengenal yang namanya Mabit, Malam Bina Iman Taqwa. Jadi guru menjadwalkan acara ini dibantu oleh QIDS setiap
bulannya. Kami mengadakan pentas seni malam harinya,
kemudian dibangunkan untuk tahajud bersama dini hari. Lanjut shalat subuh dan tilawah.
Pagi-paginya kami suka beli bubur bersama teman-teman. Dan tidur sampai siang di
rumah karena di sekolah malamnya malah asik ngobrol bukan tidur :D
diambil dari google |
Oh ya dulu juga ada yang namanya Tahajud Calling. Jadi kita
bertugas menelepon teman yang absennya di bawah kita untuk mengingatkan shalat
tahajud. Masih ingat dulu saya ditelepon sari, dan saya harus menelepon sarah.
Hihihi…
Pokoknya banyak hal baru sih selama sekolah di SMP ini, dan konsep belajarnya bikin hati senang. Guru-guru pun akrab sekali
dengan siswanya. Tak heran silaturahmi masih terjaga sampai saat ini. Disamping
emang muridnya ga sebanyak di negeri juga. Kami dulu adalah angkatan ketiga.
Bisa disebut angkatan baru. Mudah-mudahan kedepannya SMP Al-Muttaqin bisa
menjaga kualitas sehingga menjadi lebih baik dan mencetak para generasi ulul
albab. Semoga para alumninya juga senantiasa mampu meluruskan niat, membina diri
dengan taqwa dengan ilmu amal dan akhlaq mulia, sesuai dengan harapan yang
terkandung dalam hymne SMP kita. Aamiin…
Nah itulah kesan-kesan saat saya brsekolah di SMP yang
bergenre full day school :D
Menurut saya dimanapun sekolahnya, bagaimanapun cara
belajarnnya, semua kembali keminat anak dan kesiapan orang tua. Saat ini banyak
sekali cara belajar, bukan hanya sekolah formal saja sepeti sekolah negeri dan
sekolah swasta berkonsep fullday school, tetapi juga konsep homeschooling
sudah banyak peminatnya, bukan hanya dari kalangan artis saja. Sekolah negeri
atau swasta yang tidak fullday ataupun fullday akan lebih terasa dampaknya jika
peran ayah bunda senantiasa ada setiap harinya. Apalagi sekolah dengan konsep
homeschooling yang benar-benar membutuhkan keseriusan, kesiapan serta modal
mental yang kuat dari kedua orangtua untuk bersama-sama mendidik anak dirumah
dengan konsep atau kurikulum yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan visi misi
keluarga. Jadi yang penting adalah peran orang tua wajib ada di setiap
perkembangan dan pertumbuhan putra-putrinya. Siapa lagi yang lebih peduli
dengan pendidikan anak-anaknya selain orang tuanya sendiri?
Semoga kita sama-sama belajar,terlebih saya bukan parenting
expert atau yang bergerak di bidang pendidikan, tapi kita semua adalah orang
tua/calon orang tua dari anak-anak kita
sang generasi penerus. Ah gak kebayang jaman mereka sudah besar seperti apa.
Lebih sulitkah lebih rumitkah atau malah sebaliknya? Mudah-mudahan kita mampu mendidik diri kita sendiri
terlebih dahulu agar mampu mendidik mereka dengan sebaik yang kita mampu. Happy
parenting...
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 comments:
Post a Comment