Menjadi seorang
ibu dan memiliki malaikat kecil adalah anugerah yang indah dari Allah. Rasanya
hidup terasa lebih lengkap dan berwarna akan kehadiran sesosok bayi mungil
dalam keluarga kecil kami. Dari mulai kehamilan sudah mulai membayangkan betapa
lucunya nanti bila ada si kecil disamping saat kita tidur, menggengam erat
jemarinya, mencium pipinya seraya memanjatkan doa yang baik untuknya.
Tak terasa bayi
kami sudah menapaki bulan ke-2 tepatnya pada 2 November kemarin. Mahira sudah
banyak sekali perkembangannya bila dibandingkan saat ia baru lahir. Dia sudah
mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya. Sudah pandai
menggerak-gerakan kepalanya, mengangkat kepala saat ditelungkupkan, senang
melihat pemandangan dan benda-benda di sekelilingnya, mulai mengeluarkan
berbagai suara, tersenyum saat diajak mengobrol, dan dia lebih nyenyak tidur
lama dimalam hari.
Rasanya mulai
plong ketika memasuki bulan ke-2. Kehebohan ibu baru di awal kelahiran anak
apalagi anak pertama memang tak bisa dihindari. Lelahnya luar biasa karena
memang belum terbiasa. Berawal dari masih sedikitnya ASI yang keluar di hari
pertama dan kedua kelahiran bayi. Saya belum bisa menyusui dengan benar dan
bayi pun sedang belajar untuk menyusu. Perjuangan untuk bisa ASI eksklusif pun
dimulai dari memerah ASIP sampai suami membeli banyak botol untuk menampung
ASIP. Alhamdulillah ASI mulai banyak pada hari ke-3, alhasil sekarang botolnya menganggur dan pompanya hanya sesekali
digunakan jika akan bepergian tanpa membawa bayi. Lalu kebiasaan bayi yang
masih sering bangun di malam hari pun menambah puyeng kepala saya. Selain itu
kebiasaan-kebiasaan si kecil yang ibu belum tau dan belum mendapatkan solusinya
terkadang membuat saya panik dan bingung. Apalagi ketika saya merasa lelah dan
agak stres, anak pun ikutan rewel. Katanya sih anak juga merasakan apa yang
ibunya rasakan. Jadi kuncinya memang ada di ibu. Sikap tenang dan keyakinan
bahwa semua akan baik-baik saja sangat dianjurkan.
ASIP di hari ke-2 masih sedikit |
ASIP di minggu ke-6 selama + 15 menit |
Mengenali anak
sendiri juga membutuhkan waktu. Saya termasuk orang yang hobi menulis apa saja
solusi yang harus dilakukan ketika anak rewel karena lapar,megantuk, kurang
nyenyak, kembung, gumoh terus menerus, gatal, dan makna dari tangisan-tangisan
lainnya. Mengapa saya tulis hal-hal tersebut? Karena dengan menulisnya kita
akan lebih ingat. Ketika lupa pun masih bisa dibaca. Selain itu setiap anak kan
unik. Treatment yang dilakukan mungkin berbeda bila diterapkan pada anak lain.
So, pengalaman dari berbagai macam kondisi yang sudah terjadi menjadi guru
terbaik kita.
Semua ibu
terkadang mungkin akan merasa jenuh dengan aktifitas mengurus bayi dan rumah
tangga, terlebih bagi mereka yang tidak bekerja diluar. Rasanya seperti katak
dalam tempurung. Saya juga mencoba mengatasi hal tersebut dengan menuliskan to
do list untuk setiap harinya. Kita bisa menambahkan aktiitas-aktifitas favorit
kita disela-sela kesibukan menungurus bayi dan rumah tangga, saat bayi tidur
kita juga bisa beristirahat untuk tidur atau melakukan aktifitas contohnya
membaca buku favorit, memasak cemilan favorit ,melakukan home treatment, berolahraga
atau bahkan mengurusi bisnis kita dari rumah. Saat weekend kita bisa berjalan-jalan
ditaman bersama anak. Ibu juga dapat bernegosiasi dengan suami untuk bergantian
menjaga anak dan menikmati ‘me time’.
Jika
kita diberikan rezeki lebih, tidak ada salahnya menggunakan jasa pembantu walau
kita tidak bekerja di luar. Pembantu ditugaskan membereskan rumah,mencuci dan
memasak sehingga ibu lebih bisa fokus merawat, mengasuh dan mendidik anak
walaupun kenyataannya susah sekali mencari pembantu yang bisa lama tinggal
(pengalaman pribadi). Bagaimanapun juga anak membutuhkan sentuhan langsung
tangan ibu. Mereka pun perlu berkomunikasi setiap hari dengan kedua orang
tuanya walaupun masih bayi. Kalau memang belum ada pembantu, mari kita mulai
realisasikan ilmu manajemen waktunya. Manajemen waktu yang baik dan tertata
memungkinkan kita untuk berhasil melewati hari dengan produktif, mengurangi
stres, dan merasa lebih bahagia.
Menjadi seorang
ibu harus lebih cerdas dan rajin menggali informasi dari berbagai buku,artikel,
pengalaman ibu kita atau mertua kita, dan juga pengalaman ibu-ibu lain yang
lebih senior dalam mengurusi buah hati mereka. Cepat atau lambat semuanya akan
jauh lebih menyenangkan ketika semua proses dilalui dengan ikhlas dan penuh
rasa syukur. Sebaliknya, jika kita merasa terbebani semuanya tentu terasa
berat. Bukan hal mudah dan instan memang untuk jadi ibu yang sempurna bahkan
mungkin tidak ada yang bisa dikatakan sempurna. Jangan abaikan bantuan orang
lain karena hal itu sangat berharga. Yang terpenting adalah selalu berusaha
memberikan yang terbaik semampu kita. Jika anak sehat dan bahagia, tentu ibu
juga merasa hal yang sama bukan?
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 comments:
Post a Comment