Home
Archive for
June 2018
"Mah, sepeda Ina rusak," ujarnya.
Ternyata handlenya ada yang copot sehingga tidak bisa dibelokkan dari belakang.
"Iya, nanti sama Papa aja betulinnya ya." ujar saya.
Jujur, untuk urusan memperbaiki barang dan berbau besi-besi saya sepertinya menyerah karena memang tidak terbiasa untuk melakukannya. Sebagai ibu saya lebih siaga di ranah domestik sekitar urusan dapur, pakaian, dan kebersihan rumah.
Alhamdulillah Pak Suami juga orang yang cukup terampil mengurusi hal-hal yang berbau perbaikan sehingga kami bisa membagi tugas. Terkadang dia juga bisa membantu dalam hal bersih-bersih. Memang betul ya laki-laki itu perlu juga life skill mesk nantinya hanya sesekali menyapu, memasak atau mencuci piring. Kalau istrinya sedang capek, pak suamilah yang harus turun ke lapangan.
Jadi, betul laki-laki itu perlu mandiri, bertanggung jawab, dan bisa life skill. Begitu juga perempuan, biasakan untuk selalu membantu pekerjaan ibu di rumah dan berlatih menjaga adik agar peran menjadi ibu kelak tak terlampau terasa berat.
#fitrahseksualitas
#learningbyteaching
#bundasayang11
Saat bercengkrama biasanya saya menanyakan ke Mahira tentang identitas gendernya.
"Mahira, Mahira itu laki-laki atau perempuan?"
"Puan-puan lah" jawabnya cadel. Maksudnya perempuan.
"Kalau Mamah?"
"Puan-puan juga."
"Kalau Papah?"
"Laki-laki! Ada jenggotnya." jawabnya.
Dalam hal ini, Mahira ternyata sudah cukup mengerti dan dia paham kalau perempuan muslim itu berjilbab dan laki-laki muslim itu biasanya pakai peci.
Mahira juga selalu saya biasakan untuk mentup auratnya, walaupun belum wajib berjilbab, biasanya saya pakaikan baju-baju yang panjang dan tidak seksi. Hingga dia merasa harus menutupi tubuhnya dengan baik, terlebih jika keluar rumah.
Mudah-mudahan ini menjadi bekalnya untuk menumbuhkan fitrah seksualitas di tahap selanjutnya ya :)
#fitrahseksualitas
#learningbyteaching
#bundasayang11
Kelompok yang tampil persentasi adalah kelompok 7 yang terdiri dari Mbak Intan Permata Sari, Mbak Wanti Heryantika dan Mbak Yuni Susilowati. Kelompok ini lebih dalam membahas tentang menjaga fitrah seksualitas anak dari LGBT.
Apa itu LGBT?
Lesbian,
Gay, Biseksual, dan Transgender.
1. Lesbian yaitu perempuan yang tertarik secara seksual pada sesama perempuan.
2. Gay yaitu laki-laki tertarik secara seksual pada sesama laki-laki.
3.
Biseksual yaitu tertarik secara seksual kepada lawan jenis sekaligus sesama
jenis.
4.
Transgender yaitu orang yang memiliki identitas gender berbeda dengan seksnya
yang ditunjuk saat lahir.
Masyarakat Indonesia juga
ikut terkejut, bahkan seakan
baru sadar kalau LGBT itu juga ada di
Indonesia. Selama ini penduduk Indonesia masih menganggap bahwa pernikahan sesama jenis tidak akan terjadi di sini tetapi lupa untuk mencegah bibit-bibitnya. Itulah kenapa saat ada pesta 'syukuran' pernikahan sesama jenis di Bali dan Boyolali pada tahun 2015, kita baru tersadar.
Indonesia. Selama ini penduduk Indonesia masih menganggap bahwa pernikahan sesama jenis tidak akan terjadi di sini tetapi lupa untuk mencegah bibit-bibitnya. Itulah kenapa saat ada pesta 'syukuran' pernikahan sesama jenis di Bali dan Boyolali pada tahun 2015, kita baru tersadar.
Menurut Harry Santosa, LGBT adalah penyimpangan fitrah seksualitas, bukan merupakan
factor genetic (keturunan) tetapi karena salah pengasuhan atau tidak
diagendakan dalam pendidikan atau penularan perilaku lingkungan.
Melihat LGBT yang tengah marak, maka orang
tua sangat perlu untuk mengantisipasi hal ini, yaitu dimulai dari fase pengasuhan
terhadap anak.
Mendidik fitrah seksualitas adalah merawat,
membangkitkan, dan menumbuhkan fitrah sesuai
gendernya, yaitu bagaimana seorang laki-laki berpikir, bersikap, bertindak, merasa sebagaimana laki-laki sejati. Juga bagaimana seorang perempuan berpikir, bersikap, bertindak, merasa sebagai perempuan sejati.
gendernya, yaitu bagaimana seorang laki-laki berpikir, bersikap, bertindak, merasa sebagaimana laki-laki sejati. Juga bagaimana seorang perempuan berpikir, bersikap, bertindak, merasa sebagai perempuan sejati.
Fitrah seksualitas ini perlu dirawat dengan
kehadiran, kedekatan, kelekatan ayah dan ibu secara
utuh dan seimbang sejak anak lahir sampai usia aqil baligh (15 tahun).
utuh dan seimbang sejak anak lahir sampai usia aqil baligh (15 tahun).
Ayah berperan memberikan suplai maskulinitas dan ibu berperan
memberikan suplai feminitas secara seimbang. Anak laki- laki memerlukan 75 % suplai
maskulinitas dan
25 % suplai feminitas. Sedangkan, anak perempuan memerlukan suplai feminitas 75 % dan suplai maskulinitas 25
25 % suplai feminitas. Sedangkan, anak perempuan memerlukan suplai feminitas 75 % dan suplai maskulinitas 25
Anak-anak yang kehilangan salah satu
sosok orang tua baik karena meninggal atau karena
perceraian, maka wajib segera diberikan sosok pengganti hingga mencapai aqil baligh.
Sosok pengganti ini boleh dari keluarga besar maupun komunitas/ jamaah kaum
perceraian, maka wajib segera diberikan sosok pengganti hingga mencapai aqil baligh.
Sosok pengganti ini boleh dari keluarga besar maupun komunitas/ jamaah kaum
muslimin.
Ayah ibu atau sosok penggantinya wajib
mengajarkan anak tentang adab dan cara melindungi diri dari kejahatan seksual.
Menurut Pakar Psikologi Prof. Koentjoro, salah satu faktor seseorang menjadi LGBT
adalah pernah menjadi korban pelecehan seksual sebelumnya sehingga cenderung melakukan
hal serupa.
Adapun adab
yang wajib diajarkan kepada
anak adalah:
- meminta ijin masuk kamar
- mengenalkan aurat dan menjaganya dari pandangan orang lain termasuk keluarga
- memisahkan tempat tidur saat berusia baligh dan dilarang satu selimut walau sesama jenis
anak adalah:
- meminta ijin masuk kamar
- mengenalkan aurat dan menjaganya dari pandangan orang lain termasuk keluarga
- memisahkan tempat tidur saat berusia baligh dan dilarang satu selimut walau sesama jenis
Apa saja tantangan yang muncul terkait LGBT:
1. Minimnya kehadiran ayah dalam pengasuhan
2. Ibu yang terlalu sibuk bekerja (baik pekerjaan rumah maupun pekerjaan di luar rumah) sehingga lupa untuk membersamai anaknya dalam membentuk karakter sesuai fitrah
3. Maraknya kampanye terselubung, bahkan hingga ke buku dan film anak
4. Mudahnya akses internet yang kemudian memberikan kemudahan kaum LGBT mencari "mangsa"
5. Adanya dukungan dari 21 negara di dunia yang melegalkan pernikahan sesama jenis
6. Di Indonesia sendiri, Rancangan Undang-Undang LGBT sempat ramai karena mendapat dukungan 5 fraksi yang ada di DPR.
Solusi
terhadap LGBT:
1. Memohon perlindungan kepada Allah atas diri dan keluarga
2. Menghadirkan sosok ayah dan ibu secara utuh dan seimbang dalam pengasuhan anak hingga
aqil baligh
3. Mengajarkan adab kepada anak
4. Pertegas identitas dan karakter anak
5. Waspada terhadap pelecehan dan kekerasan seksual
6. Ciptakan lingkungan masyarakat yang baik
1. Memohon perlindungan kepada Allah atas diri dan keluarga
2. Menghadirkan sosok ayah dan ibu secara utuh dan seimbang dalam pengasuhan anak hingga
aqil baligh
3. Mengajarkan adab kepada anak
4. Pertegas identitas dan karakter anak
5. Waspada terhadap pelecehan dan kekerasan seksual
6. Ciptakan lingkungan masyarakat yang baik
Referensi 📚
Sinyo,
Lo Gue Butuh Tau LGBT,2016
Hary
Santosa, Fitrah Seksualitas
#fitrahseksualitas#learningbyteaching
#bundasayanglevel11
Kelompok terakhir yang persentasi adalah Mbak Dewi, Mbak Tiffany, Mbak Janti dan Mba Sugih. Kali ini mengangkat tema identitas anak dan fitrah seksualitas. Di awal slide, kelompok ini menshare sejumlah gambar orang-orang yang mengalami penyimpangan seks seperti LGBT dan transgender.
Kenapa hal ini bisa terjadi? Padahal Allah sudah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk dan gender.
Sebagian mereka adalah laki-laki yang bertransgender menjadi perempuan, padahal laki-laki pun punya aurat yang harus dijaga yakni dari pusar sampai lutut.
Fenomena LGBT dan transgender semakin meluas setelah kelompok ini menyatakan dirinya ada dan berhak hidup layaknya orang normal. Hal ini adalah contoh kasus fitrah seksualitas yang tak tumbuh. Bisa jadi saat kecil mengalami trauma atau kekuarangan peran ayah dan ibu.
Masih ingat anak-anak yang kurang dekat dengan ayahnya atau tidak mendapatkan sosok ayah di masa kecilnya? Ternyata setelah besar ia mencari sosok yang ia cari selama ini, dan kerinduannya tersebut menjadikannya suka pada sesama jenis. Naudzubillah..
Sebetulnya hal tersebut bisa saja tidak terjadi jika anak mendapat sosok ayah dari kluarga terdekat lain seperti kakek atau paman sehingga ada sosok panutan yang ia kagumi di masa kecil dan ia teladani sikap keayahannya.
Nabi Muhammad SAW meski terlahir ketika Ayahandanya sudah tiada, ia tetap mendaatlan sosok ayah dari sang kakek dan pamannya juga keluarga angkatnya Harits dan Halimah.
Dengan menghadirkan sosok teladan, para Nabi dan Rasul dan kisah terbaikna diharapkan anak bisa tahu tujuan hidupnya dan peran apa yang ia lakukan di dunia ini.
Lalu, peran apa saja yang bisa dilakukan ayah dan ibu hingga kelak dapat menumbuhkan fitrah seksualitas anak?
#learningbyteaching
#bundasayang11
Kali ini kelompok kami yang terdiri dari Saya (Siti Rahmi), Mbak Winda, Mbak Riri dan Mbak Fitri akan menpersentasikan tema yang kami pilih yaitu Kesetaraan Gender dan Fitrah Seksualitas. Sebetulnya fitrah seksualitas ini cakupannya luas sekali, sehingga dalam ha ini kami hanya membahas yang memang berkaitan langsung dengan fitrah seksualitas.
Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai laki-laki sejati atau perempuan sejati.
Fitrah seksualitas sangat penting dibangkitkan agar anak mengenal perannya sesuai gender baik dalam keluarga maupun masyarakat, tidak terjadi penyimpangan seks dan bisa tumbuh menjadi ayah sejati bagi laki-laki juga ibu sejati bagi perempuan.
1. Biasnya maknan gender yang dipahami masyarakat luas seperti menganggap laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam segala hal
2. Menganggap aturan agama yang memberi batasan tertentu antara laki-laki dan perempuan sebagai pelanggaran HAM
3. Hilangnya feminitas seorang ibu karena tuntutan kerja atau maskulinitas seorang ayah.
Padahal, Allah telah menjelaskan dalam firmannya di Q.S An-Nisa ayat 32 dan ayat 124 tentang fitrah laki-laki dan perempuan. Keduanya tidak boleh saling iri hati karena Allah memberikan karunia yang sama diantara keduanya.
Adapun fitrah seksualitas sesuai usia dapat dijelaskan dengan tabel dibawah ini.
Bagaimana solusi dari permasalahan gender ini terkait fitrah seksualitas?
1. Mengembalikan/menumbuhkan fitrah keayahbundaan dengan demikian akan membawa efek terhadap fitrah seksualitas anak
2. Membentuk komunitas/ jama'ah/ lingungan yang mendukung visi misi keluarga
3. Mengedukasi keluarga tentang fitrah seksualitas, pendidikan seks dan pemahaman gender melalui komunitas/ jama'ah
4. Ikut berperan aktif sesuai dengan minat bakat
Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana langkah kongkrit persiapan untuk menjadi ayah ibu di usia anak 10-14 tahun?
2. Bagaimana jika kita terlanjut membentuk imej buruk tentang ayah pada anak?
3. Apakah anak laki-laki perlu memiliki life skill/keahlian seperti ibu pada umumnya?
Jawaban:
1. Ceritakan terelebih dahulu bahwa Allah menciptakan sesuatu berpasang-pasangan, biasakan anak dengan aktivitasnya sesuai gendernya dan jagalah ucapan atau perkataan bail mengenai pasangan di depan anak. Usahakan jangan menjelekkan pasangan di depan anak.
2. Anak laki-laki tentu harus memiliki life skill tersebut karena kelak harus mandiri dan bertamggungjawab sebagai seorang Suami dan ayah.
#fitrahseksualitas
#learningbyteaching
#bundasayang11
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)